LETTERZ.ID, Kabupaten Tasikmalaya-
Kelompok Wanita Tani (KWT) Munjul Binangkit, Desa Sukasukur, Kecamatan Cisayong, dari hasil kekompakanya dalam satu tahun ini bisa menghasilkan 5 kali panen.
Dari 37 Minggu, pihaknya bisa memanen hasil tani 5 item tanpa biaya dari Pemerintah. Melainkan, berawal dari hasil iuran para ibu-ibu.
KWT Munjul Binangkit ini perlu diacungi jempol, dikarenakan dengan biaya mandiri bisa mensejahterakan wilayah ke RW-an.
Lima item hasil ibu-ibu KWT itu yakni, Kangkung, Pakcoy, Cabai, Sawi, dan Bawang Daun.
Terbentuk kelompok tani tersebut berawal mula terbentuknya dengan merekrut anggota dulu dari tiap RT dari satu ke Rw-an siapa yang siap.
Kemudian terbentuklah 25 anggota dari satu RW Desa Sukasukur. Kemudian sudah diberikan SK dari Kepala Desa.
“Modal awal satu pertemuan 10 ribu, uang dari hasil kumpulan yang telah di satukan menjadi modal utama bisa menyewa lahan, Bibit Cabai, Pakcoy, Sawi, Kangkung dan Bawang Daun. Dalam 37 minggu ini sudah bisa 5 kali panen.”Ujar Rosita Ketua KWT Mujul Binangkit, Desa Sukasukur, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat Sore dilokasi, (20/10/2023).
Menurutnya, hasil panen KWT Munjul Binangkit di jual ke masyarakat terdekat, “Alhamdulillah bisa berjalan lancar.”Tegasnya
Sementara itu, Mila Nurlestari, SP Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Sukasukur mengucapkan banyak terima kasih kepada KWT Munjul Binangkit yang telah menyiapkan waktu, tenaga dan sumbangsihnya.
Karena KWT berdiri dari swadaya masyarakat ngumpulin uang sebesar 2.000 Rupiah dan setiap kumpulan dibelikan bahan-bahan saprodi.
“Jadi KWT ini belum mendapatkan bantuan dari Pemerintah.”Terang dia.
Akan tetapi, semangatnya sudah sangat besar, dari segai komitmen setiap hari jumat ada pertemuan dan kebersamaan.
“Harapanya mudah-mudahan selalu kompak, dan bisa diberikan bantuan oleh Pemerintah. Disini belum ada rumah bibit, peralatannya masih seadanya, belum mempunyai peralatan pupuk sendiri bahkan mulai dari Nol.”Beber dia.
Sempai sekarang, KWT Munjul Binangkit dari mempunyai lahan sekotak dan sekarang bisa mempunyai dua kotak lahan.
“Lahan yang kedua belum dimulai di tanam bibit, soalnya musim kemarau susah air.”Pungkasnya (*)