Pasca Pilpres PBNU Fokus Didik Umat, Gus Ulil: Makin Dewasa Politik Identitas Nyaris No

oleh -59 views
oleh

LETTERZ.ID, Kota Tasikmalaya-
Gus Ulil Abshar Abdalla mewakili Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf hadir dalam pelantikan Pengurus PC NU Kota Tasikmalaya masa khidmat 2023-2028 bertempat di GOR Sukapura Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Gus Ulil sapaan akrabnya mengatakan hari ini adalah hari penting untuk Indonesia dalam mendidik umat dengan wawasan kebangsaan, wawasan ke islaman, wawasan kemanusiaan, warisan Gusdur (KH Abdurrahman Wahid) dan warisan KH Achmad Siddiq.

“Ini yang kita ajarkan kepada umat kita, umat kita harus mencintai indonesia, mencintai kemanusiaan, menghormati kaum minoritas, menghormati kaum tertindas. Semua itu cara kita dalam menyumbangkan sesuatu kepada indonesia.”Ucap Gus Ulil dihadapan awak media usai kegiatan pelantikan, Selasa (27/2/2024).

Sumbangan ini tidak ternilai, kata Gus Ulil, yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, para kyai-kyai mengajarkan nilai semua itu di seluruh pelosok indonesia yang tidak mengharapkan apapun dari Negara.

Lanjut Gus Ulil, mereka (para kyai dulu) membangun Pondok dan Madrasah dengan biaya sendiri.

“Ya negara kadang bantu dan kadang tidak, seseringnya tidak.”Cetus Gus Ulil.

Dalam hal ini, tentu semua kontribusinya Nahdlatul Ulama untuk indonesia, NU konsennya memenangkan Indonesia, dan memenangkan rakyat Indonesia.

“Kyai-kyai sejak dulu memiliki aspirasi politik yang berbeda-beda. Dan Alhamdulillah perbedaan seperti tidak ada masalah. Masing-masing kyai menghormati yang lain, yang punya pilihan politik yang berbeda.”Jelasnya.

Menurutnya, Gus Ulil melihat Politik di Indonesia saat ini, “Makin kesini saya melihat politik di Indonesia makin dewasa, baik umatnya, para kyai pun makin dewasa dan menghormati semua pilihan politik masing-masing.”Terangnya.

Gus Ulil menjelaskan bahwa PBNU tidak pernah memaksa kyai-kyai untuk mendukung ini dan itu karena PBNU bukan berada di wilayah itu.

“Alhamdulillah, sekarang melaksanakan fungsi dan kewajiban sebagai organisasi ulama. Kita menyumbangkan pikiran kepada negara baik mendukung kepada pemerintah, kalau perlu didukung. memberikan nasihat juga kalau pemerintah berbuat salah.”Imbuhnya.

“Jadi kita, NU bukan partai politik dan bukan bagian dari Pemerintahan. Tapi NU bukan sepenuhnya diluar Pemerintahan juga, karena NU punya kepentingan agar nilai NU didengar oleh Pemerintah. Sehingga kita harus mempunyai orang-orang di dalam Pemerintahan yang bisa menyebarkan nilai-nilai ke NU-an.”Ungkap dia.

Gus Ulil menilai 10 tahun diera Jokowi tentu ada perkembangan yang penting yaitu kehidupan umat bergama makin ada masalah tetapi makin membaik.

“Hubungan antar golongan makin baik, ancaman sifatnya kurang kondusif bisa teratasi dan Pilpres kemarin segi positifnya polarisasi dimasyarakat unsur identitas Agama nyaris No. Alhamdulillah Pemilu kemarin kemenangan bagi indonesia karena bisa mengatasi polarisasi politik identitas.”Pungkas Gus Ulil. (*)