LETTERZ.ID, Kota Tasikmalaya-
Hujan yang mengguyur Kota Tasikmalaya beberapa hari kebelakang, tentu menyebabkan sebagian wilayah menjadi banjir dan longsor.
Tak hanya guyuran hujan, efek dari hujan tak henti-henti membawa puluhan ton sampah dari beberapa saluran irigasi yang bermuara ke Sungai Ciwulan.
Pantauan wartawan, di beberapa titik bantaran Sungai Ciwulan tepatnya di Kampung Leuwibudah dan Kampung Leuwibilik Kecamatan Kawalu nampak beberapa gundukan sampah yang mulai menggunung. Tumpukan sampah tersebut berasal dari hulu Sungai Ciwulan berupa sampah plastik dan sampah rumah tangga.
Seorang warga bernama Entis (43) Kampung Cukang, Tanjung, Kawalu, Kota Tasikmalaya saat ditemui dibantaran Sungai Ciwulan tepatnya dibawah jembatan gantung Leuwibudah mengatakan gundukan sampah setelah hujan di Sungai Ciwulan tersebut semakin menumpuk.
“Sejak pukul 06.00 pagi warga sekitar disini pada turun ke sungai untuk memungut sampah plastik, ada juga sebagian warga yang memungut kayu-kayu yang hanyut untuk kayu bakar.”Ucap Entis kepada wartawan.
Namun tidak semua sampah plastik dipungut oleh warga sekitar, sampah yang dipungut oleh warga hanya sampah plastik botol yang dapat dijual ke penampung rongsok untuk selanjutnya dijual kembali ke pengusaha daur ulang ulang sampah plastik.
Sedangkan sampah plastik berupa plastik kemasan shampo, makanan ringan dari berbagai produk nampaknya semakin menumpuk dan yang sangat terlihat jelas adalah limbah styrofoam bekas kemasan elektronik dan styrofoam kemasan makanan.
Ahmad Syahroni Ketua Gapoktan Bunga Tanjung, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu menyampaikan adanya sampah yang ada di Sungai Ciwulan dan beberapa anak Sungai Ciwulan sangat mengganggu proses saluran air ke drainase yang menjadi penyalur air ke beberapa lahan Pertanian. Sehingga, keberadaan sampah plastik harus segera diatasi karena mengganggu perawatan air serta merusak baku mutu kualitas air yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa.
“Berdampak pisan (sekali) akibat penyumbatan sampah jadi debit air berkurang terhadap keberlangsungan pertanian dan perikanan, dari aliran sungai di wilayah Mangkubumi dapat mengocori lebih dari 1300 Ha, mulai kecamatan Mangkubumi sampai Kawalu dan sebagian wilayah Tamansari.”Jelas dia.
Sontak, sumbatan sampah di Sungai khususnya Sungai saluran terseir menurut Ahmad berdampak langsung terhadap masyarakat Pertanian khususnya pada Petani Budidaya Padi. Dikarenakan air yang mengalir disawahnya tercemar/kontaminasi limbah dapur dan sampah yang berasal dari konveksi. Tak hanya Petani Padi, Petani ikan pun terganggu karena perkembangan pertumbuhan ikan dan ekosistem udara menjadi lambat bahkan terkuras merugi.
“Sangatlah mengganggu, di Sungai kecil seperti Cilamajang, Cikunten, Cipari jika ada gundukan sampah sangat mengganggu sekali apalagi resiko sisa zat kimia dari limbah konveksi sangat lah mengganggu termasuk bahaya residu kimianya terhadap petani ikan yang berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas hasil panen petani yang membudidayakan perikanan.”Tegas Akhmad.
Ahmad menambahkan saat ini potensi alam dan Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah Kota Tasikmalaya masih cukup besar, di sebagian wilayah binaannya saja terdapat 18 gabungan kelompok tani yang menaungi beberapa kelompok tani yang tersebar di beberapa kelurahan di Kecamatan Kawalu dan Mangkubumi.
“Potensinya masih cukup besar, jumlah kelompok tani saja ada 53, jumlah KWT (Kelompok Wanita Tani) 153 dan jumlah total dari masyarakat pertanian baik di padi dan perikanan berjunlah 684 kelompok, dari data yang diperoleh tahun 2017 luas lahan baku sawah luas : 5.826 ha , sedangkan luas lahan tegalan atau kebun : 2.554 Ha.”Tutup Ahmad. (*)