LETTERZ.ID, Kota Tasikmalaya-
Pedestrian jalan HZ Mustofa dan Cihideung Kota Tasikmalaya, Jawa Barat sampai kini masih di serbu oleh masyarakat Kota/Kabupaten Tasikmalaya, maupun dari luar kota lain.
Pasalnya, hingga kini Malioboronya Kota Tasikmalaya masih menjadi ter-FYP dan menjadi serbuan para kaum milenial untuk berselfie di sepanjang jalan HZ Mustofa dan Cihideung Kota Tasikmalaya.
Malioboro Tasikmalaya tentu berbeda dengan Maloboro Jogja, karena Kota Tasikmalaya juga mempunyai kesenian ciri khasnya yang unik dan cantik.
Dari sepanjang pedestrian jalan HZ Mustofa dan Cihideung di warnai pernak pernik ciri khas Kota Tasikmalaya yaitu Kelom Geulis berukuran besar. Kemudian, di warnai oleh Payung Geulis menjadi hak paten menjadi kebanggan Kota Tasikmalaya.
Kali ini, pedesterian HZ Mustofa diserbu oleh para kaum sepuh atau Lanjut Usia (Lansia) dari salah satu komunitas bernama ALC (Assosiasi Lansia Cisayong) dari Kabupaten Tasikmalaya.
Lebih menarik lagi, Komunitas ALC ini beranggotakan ratusan usia lanjut. Ada 150 anggota Assosiasi Lansia Cisayong yang tergabung.
Perlu diketahui lagi, Komunitas ALC ini berdiri pada tahun 2010. Tentu, sekarang sudah tahun 2022 dan ALC ini menginjak usia yang ke-12 tahun masih solid dan kompak.
“Assosiasi Lansia Cisayong ini terbentuk untuk forum silaturahmi para usia lanjut, agar tetap menjaga kesehatan.“Ujar H Aleng Ketua ALC kepada wartawan dilokasi Pedestrian Cihideung, Minggu (25/12/2022).
“Anggota ALC tersebut mulai kategori usianya itu dari 45-85 tahun. Dan ada 150 orang anggota dan har ini yang hadir ke pedestrian ada 75 orang.“Lanjut H Aleng.
H Aleng menyebutkan ALC berdiri sejak tahun 2010. Sekarang, sudah menginjak ke-12 dan bersyukur sampai sekarang tetap solid.
Tagline dari ALC sendiri, “Lansia sehat indonesia kuat.”Ucapnya.
Komunitas Lansia dari Kecamatan Cisayong ini sangat bahagia sekali, karena ada agenda untuk refreshing kaum sepuh ini.
“Kita ke taman kota, untuk liburan biar gak jenuh, biasanya agendanya senam di kantor desa. Tetapi, sekarang kali-kali kesini dan untuk melihat suasana baru. Lansia ALC baru pertama kali menginjak ke Malioboronya Tasikmalaya.”Terang H Aleng.
Salah satu tantangan dalam merawat Lansia adalah menjaga pikiran agar lansia tidak merasa terisolasi dari lingkungan sosial.
Lalu, perubahan-perubahan pada fisik dan kemampuan lansia mungkin membuat mereka menjadi lebih sensitif dengan keadaan lingkungan sekitar.
Harus diketahui juga, menjaga lansia agar tetap terhubung dengan lingkungan sosial adalah salah satu cara yang dapat ditempuh agar lansia tidak merasa tertinggal, kesepian, dan terisolir dari dunia di sekeliling mereka.
Tak hanya itu, dengan banyaknya bersosialisasi dengan sekitar, lansia dapat mengomunikasikan keresahan (akibat perubahan kondisi mereka saat menua) dengan sesama lansia lainnya, menjaga kesehatan mental, serta fisik mereka.
Seperti halnya dikatakan oleh ibu Imas (81) anggota ALC yang hadir ke Pedestrian Kota Tasikmalaya untuk mengikuti kegiatan senam.
“Ya, saya senang, ibu-ibu lansia bahagia banget, kalau dirumah suka mumet, akan tetapi diperbanyak kegiatan refreshing ini lebih bahagia.“Sebutnya.
Disinggung juga, kenapa bisa masuk ke Komunitas ALC ini. Imas (81) menjawab sangat menyenangkan dan bahagia biar sehat terus.
Karena tiap kegiatan ALC ini selalu ikut tiap sebulan sekali dan kegiatan refreshing paling jauh, lansia dari cisayong ini sudah menginjakan kakinya ke pantai pangandaran. (*)